Mungkinkah Insan Dapat Melihat Jin?
Jin termasuk makhluk Allah yang diciptakan untuk beribadah, layaknya manusia. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam diutus untuk memberikan risalah kepada mereka juga, sebagaimana kepada manusia. Oleh karenanya, ahlussunnah wal jama’ah meyakini keberadaan jin, mengingat banyaknya ayat dalam yang menjelaskan keberadaan mereka dan juga hadis-hadis shahih.
Related
Tak ada seorangpun yang bisa melihat jin dalam wujud aslinya kecuali para Nabi. Selain Nabi, mereka bisa nelihat jin tatkala jin berubah menjadi menjadi insan atau hewan.
Dalilnya yaitu firman Allah ‘azza wa jalla,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kau dan suatu daerah yang kau tidak bisa melihat mereka. (QS. Al-A’raf : 27)
Dari ayat di atas, Imam Syafi’i rahimahullah mengambil kesimpulan,
من زعم من أهل العدالة أنه يرى الجن أبطلنا شهادته… الا أن يكون نبيا
Orang-orang adil yang menyangka dirinya bisa melihat wujud orisinil jin, maka persaksiannya kami batalkan, kecuali kalau dia Nabi… (Lihat : Tobaqot Asy-Syafi’iyyah Al-Kubra : 2/130)
Dalil Jin Mampu Menjelma Menjadi Manusia
Hadis dari sobat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, yang menceritakan kisahnya ketika ditugasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjaga zakat fitrah. Diceritakan dalam hadis itu bahwa ada seorang mencuri makanan-makanan kumpulan zakat fitrah. Saat tindakannya tertangkap lembap Abu Hurairah, dia mengancamnya “Demi Allah, sungguh akan saya laporkan kau ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!”
Ia memohon iba kepada Abu Hurairah, “Aku benar-benar butuh. Aku punya keluarga dan saya pun sangat membutuhkan ini.”
Mendengar ucapan ini, Abu Hurairah merasa iba kepadanya.
Saat pagi hari tiba, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan bencana semalam,
“Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?”
“Ya Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam kondisi butuh dan juga punya keluarga. Oleh alasannya yaitu itu, saya sangat kasihan padanya sehingga saya melepaskannya.” Jawab Abu Hurairah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia berdusta kepadamu. Dia akan tiba lagi.”
Dan ternyata ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang itu tiba kembali dengan alasan yang sama.
Sampai di hari ketiga, Abu Hurairah benar-benar bertekad membawanya menghadap Rasulullah. Karena dikuasai rasa takut, ternyata lalu orang itu malah mengajari Abu Hurairah sebuah dzikir, yang bila dibaca ketika beranjak tidur, maka Allah akan mengirimkan penjaga dan setan tidak akan sanggup mendekatinya hingga pagi hari. Dzikir itu yaitu ayat kursi.
Pengalamannya semalam, dia sampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
قُلْتُ قَالَ لِى إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ وَقَالَ لِى لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ ، وَكَانُوا أَحْرَصَ شَىْءٍ عَلَى الْخَيْرِ
Ya Rasulullah, ia berkata kepadaku mengajariku jikalau anda hendak pergi tidur di ranjang, bacalah ayat bangku hingga selesai, yaitu bacaan :
Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum….’.
Lalu ia menyampaikan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sobat sangat semangat dalam mengerjakan kebaikan.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menanggapi,
أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ
“Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Tahukah kau siapa yang bercakap denganmu hingga tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?”
“Tidak…”, jawab Abu Hurairah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
ذَاكَ شَيْطَانٌ
“Dia yaitu setan.” (HR. Bukhari no. 2311)
Ibnu Katsir rahimahullah, dalam kitab tafsirnya menukil riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, bahwa setan/jin kafir, pernah menampakkan dirinya dalam wujud Suroqoh bin Malik bin Ju’syum. Dia memprovokatori kaum musyrikin untuk menyerang kaum muslimin di perang Badar. Ucapan provokatornya terekam dalam Alquran,
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَّكُمْ
Dan ketika setan menyebabkan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan,”Tidak ada seorang manusiapun yang sanggup menang terhadapmu pada hari ini, dan sebetulnya saya ini yaitu pelindungmu.” (QS. Al-Anfal : 48).
Tetapi ketika iblis melihat malaikat Jibril, ia segera berlari terbirit-birit. Seorang pasukan musyrikin sempat memegang tangannya seraya menagih janji,
يا سراقة, أتزعم أنك لنا جار؟
“Wahai Suraqah, bukankah engkau berkata akan menolong kami!”
Dengan sigap Iblis melepaskan pegangan tangan itu, seraya berkata sebagaimana dinukil dalam sebuah ayat,
إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكُمْ إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّـهَ
ۚ وَاللَّـهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian. Aku melihat apa yang tidak kau lihat. Sesungguhnya saya takut kepada Allah, siksaan Allah benar-benar sangat pedih…!!” ((QS. Al-Anfal : 48) (Lihat : Tafsir Ibnu Katsir 4/73)
Dalil Jin Mampu Menjelma Menjadi Hewan
Hadis dari sobat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, dia mengatakan,”Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ بِالْمَدِينَةِ نَفَرًا مِنْ الْجِنِّ قَدْ أَسْلَمُوا فَمَنْ رَأَى شَيْئًا مِنْ هَذِهِ الْعَوَامِرِ فَلْيُؤْذِنْهُ ثَلاثًا فَإِنْ بَدَا لَهُ بَعْدُ فَلْيَقْتُلْهُ فَإِنَّهُ شَيْطَانٌ
Sesungguhnya di Madinah ini ada sejumlah Jin yang telah memeluk Islam. Siapa yang melihat ular di rumah kalian, maka izinkan dia selama 3 hari. Bila lebih dari itu maka silahkan dibunuh, alasannya yaitu dia yaitu setan. (HR. Muslim)
Imam Nawawi menjelaskan,
معناه وإذا لم يذهب بالإنذار علمتم أنه ليس من عوامر البيوت ولا ممن أسلم من الجن بل هو شيطان فلا حرمة عليكم فاقتلوه
Maknanya, jikalau ular itu tidak pergi sehabis diusir, kalian tahu bahwa ular itu bukan ular yang biasa masuk rumah atau bukan juga Jin muslim, akantetapi dia yaitu setan, dia tak mempunyai kehormatan di hadapanmu, silahkan dibunuh.. (Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, 14/236).
Wallahua’lam bis shawab. []
Artikel serupa:
Bisakah Manusia Melihat Jin?
Cara Melihat Jin
Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc
Pengasuh Ponpes Hamalatul Quran, DIY
Artikel oleh KonsultasiSyariah
Sumber https://iberdakwah.blogspot.com/