Bahaya Meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar


Amar makruf dan nahi mungkar mempunyai peranan penting dalam Islam. Hikmah yang terkandung di dalamnya pun tidak sedikit. Di antaranya, selain menjadi sarana untuk memberikan hujjah kepada pelaku maksiat, ia juga merupakan petunjuk dewa dalam perjuangan mengurangi angka kriminalitas atau menghilangkannya dari tengah-tengah umat. Sehingga dengan demikian, masyarakat sanggup hidup nyaman dan sentosa.

Sebaliknya, dikala amar makruf dan nahi mungkar ini ditinggalkan, maka akhir yang ditimbulkannya pun tidak kalah banyak, di antaranya:

Related

Timbulnya Kerusakan di Muka Bumi

Allah ta’ala berfirman:

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al-Anfal: 25).

Azab Allah itu sangatlah pedih. Jika azab itu diturunkan di suatu tempat, maka ia akan menimpa semua orang yang ada di daerah tersebut, baik orang saleh maupun jago maksiat.

Dalam ayat ini, Allah memperingatkan kaum mukminin biar senantiasa membentengi diri mereka dari siksa tersebut dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta menyeru insan kepada kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran.

Sebab, bila mereka meninggalkan amar makruf nahi mungkar, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah demikian, maka azab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat. Di antara kerusakan yang timbul akhir meninggalkan amar makruf nahi mungkar yaitu sebagai berikut:
  • Para pelaku maksiat dan dosa akan semakin berani untuk terus melaksanakan perbuatan nistanya sehingga bertahap akan sirnalah cahaya kebenaran dari tengah-tengah umat manusia. Sebagai gantinya, maksiat akan merajalela, keburukan dan kekejian akan terus bertambah, dan pada jadinya mustahil lagi untuk dihilangkan.
  • Perbuatan mungkar akan menjadi baik dan indah di mata khalayak ramai, kemudian mereka pun akan menjadi pengikut para pelaku maksiat.
  • Salah satu alasannya yaitu hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan. Karena, tersebarluasnya kemungkaran tanpa adanya seorang pun dari jago agama yang mengingkarinya. Sehingga akan membentuk anggapan bahwa hal ter sebut bukanlah sebuah kebatilan. Bahkan bisa jadi mereka melihatnya sebagai perbuatan yang baik untuk dikerjakan. Selanjutnya, perilaku menghalalkan hal-hal yang diharamkan Allah dan mengharamkan hal-hal yang dihalalkan-Nya pun akan semakin merajalela.
Menyebabkan turunnya siksa Allah

Di antara alasannya yaitu turunnya siksa Allah yaitu adanya kemungkaran yang merajalela, baik berupa kesyirikan, kemaksiatan, maupun kezaliman. Hal ini sebagaimana disebutkan Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam pernah mendatanginya dalam keadaan terkejut seraya berkata,

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا قَالَ وَحَلَّقَ بِأُصْبُعَيْهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ

Lâ ilâha illallâh! Celakalah bangsa Arab, lantaran kejelekan yang telah mendekat. Hari ini telah dibuka tembok Ya’juj dan Makjuj menyerupai ini–beliau melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuknya.” Kemudian Zainab berkata, “Apakah kita akan binasa wahai Rasulullah, padahal di sekitar kita ada orangorang saleh?” Beliau menjawab, “Ya, bila kemungkaran itu sudah merajalela.” (HR Muslim)

Makna al-khabats berdasarkan Muthafa Dib Al-Bugha dalam Al-Jami’ ash-Shahih al-Mukhtashar mencakup kefasikan, kejahatan, dan kemaksiatan. Ketiga hal tersebut juga tergolong dalam makna “mungkar” yang berarti setiap kasus yang tidak boleh oleh Allah dan Rasul-Nya.

Dalam Al-Jawab  al-Kafi, Ibnul Qayyim menukil perkataan Ali bin Abi Thalib, “Tidaklah petaka itu menimpa, kecuali disebabkan dosa, dan petaka itu tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.

Dari sini sanggup dipahami bahwa tidak adanya amar makruf nahi mungkar akan menjadikan tersebar luasnya kemungkaran. Banyaknya kemungkaran akan menjadikan turun nya siksa Allah, meskipun di masyarakat tidak sedikit ditemukan orang-orang yang saleh.

Menyebabkan Doa tidak dikabulkan

Akibat lain dari meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar yaitu tidak dikabulkannya doa manusia. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam:

Demi Zat yang jiwaku di Tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan amar makruf nahi mungkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya, akan tetapi Allah tidak mengabulkan doa kalian.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahîhul Jâmi’).

Hadits tersebut menunjukkan bahwa orang yang meninggal kan amar makruf nahi mungkar, permintaannya tidak dikabulkan oleh Allah. Oleh lantaran itu, setiap Muslim hendaknya selalu berusaha untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar sesuai dengan kemampuannya.

Mendapatkan laknat dari Allah

Umat yang tidak melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar akan mendapat laknat dari Allah Ta’ala. Hal ini telah terjadi pada Bani Isra’il, sebagaimana telah disebutkan dalam firmanNya:

Orang-orang  kafir  dari  Bani  Israil  telah  dilaknat  dengan lisan  Dawud  dan  Isa  putra  Maryam.  Hal itu di alasannya yaitu kan mereka durhaka dan selalu melampauhi batas. Mereka satu sama lain senantiasa tidak melarang tinda kan mungkar yang mereka perbuat, bergotong-royong amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Al-Maidah: 78-79)

Dalam ayat tersebut Allah mengabarkan kepada kita ihwal kemaksiatan yang menjadikan Bani Israil dilaknat oleh Allah. Yaitu mereka melaksanakan kemungkaran dan tidak ada seorang  pun dari mereka yang mencegah saudaranya dari kemaksiatan yang ia lakukan. Maka, para pelaku kemungkaran dan orang yang membiarkannya mendapat eksekusi yang sama.

Ringkasnya, perintah amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan tuntunan Allah bagi para hamba-Nya untuk mencapai kemaslahatan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Banyaknya bahaya yang Allah sebutkan mengambarkan bahwa kewajiban ini bukanlah kasus remeh yang bisa diabaikan begitu saja. Sebab, eksistensi tegaknya syariat islam cukup bergantung pada tegaknya perintah tersebut. Maka tepatlah dengan apa yang ditegaskan oleh Imam Al-Ghazali, “Amar makruf dan nahi mungkar yaitu inti agama Islam. Inilah misi utama yang dibawa oleh para nabi.” Wallahu a’lam bishawab! []



Ditulis oleh Fakhruddin
Disadur dari buku “Nahi Mungkar Instruksi Ilahi yang Diabaikan, Digugat, dan Diselewengkan”
Karya; Syaikh Abdul Akhir Al-Ghunaimi, Penerbit Aqwam Solo
Dipublikasikan oleh Al Manhaj
Sumber https://iberdakwah.blogspot.com/

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel