Sebab Kalah Dan Lemahnya Kaum Muslimin


Jumlah kita kaum muslimin yang sangat besar dan terbagi dalam banyak negara yang mempunyai banyak tentara dan persenjataan modern, ternyata belum mampu menyelamatkan saudara-saudara kita yang tertindas di Palestina, Rohingya, Suriah dan lain-lain.

Bahkan tidak sedikit kaum muslimin yang tidak peduli dengan saudara-saudara mereka, padahal umat Islam seharusnya bersaudara menyerupai satu badan atau sebuah bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya.

MENGAPA KITA LEMAH DAN KALAH?

Jawabannya bukan lantaran musuh yang lebih besar lengan berkuasa dan hebat, tapi lantaran Allah 'azza wa jalla belum menolong kita disebabkan dosa-dosa kita, ialah kita belum benar-benar mempelajari agama Allah ta'ala dan mengamalkannya dalam hidup kita, serta pelanggaran-pelanggaran syari'at yang kita lakukan, apakah syirik, bid'ah atau maksiat kepada Allah jalla wa 'ala.

BAGAIMANA AGAR KEMBALI KUAT DAN MENANG?

Tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada agama Allah 'azza wa jalla, memperbaiki kepercayaan kita kepada-Nya dan bertaubat kepada-Nya, dan dimulai dengan menuntut ilmu agama yang mulia ini, mengamalkannya dan mendakwahkannya.

Karena kemenangan umat Islam semata-mata kontribusi Allah 'azza wa jalla, apabila kita berpaling dari-Nya bagaimana mungkin kita mendapat pertolongan-Nya...!?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وحيث ظهر الكفار فإنما ذاك لذنوب المسلمين التي أوجبت نقص إيمانهم، ثم إذا تابوا بتكميل إيمانهم نصرهم الله كما قال تعالى ولا تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين وقال أولما أصابتكم مصيبة قد أصبتم مثليها قلتم أنى هذا قل هو من عند أنفسكم

“Ketika orang-orang kafir menang maka itu hanyalah lantaran dosa-dosa kaum muslimin yang telah melemahkan kepercayaan mereka, kemudian apabila mereka bertaubat dengan menyempurnakan kembali kepercayaan mereka maka Allah akan menolong mereka.

Sebagaimana firman Allah ta’ala,

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kau bersikap lemah, dan janganlah (pula) kau bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang lebih tinggi (dalam keimanan dan mendapat kontribusi Allah serta pahala-Nya), kalau kau orang-orang yang beriman.” (Ali Imron: 139)

Dan firman Allah ta’ala,

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ

“Dan mengapa dikala kau ditimpa peristiwa alam (pada peperangan Uhud), padahal kau telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kau berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ali Imron: 165).” [Al-Jawaabus Shahih, 6/450]

Dahulu, Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam dan para sahabat ia radhiyallahu'anhum mendapat kontribusi Allah 'azza wa jalla dan meraih kemenangan lantaran berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman yang benar.

Maka tidak ada jalan untuk kembali kepada agama kita dan meraih kemenangan kecuali meneladani generasi terbaik yang telah mendapat kontribusi Allah 'azza wa jalla tersebut. Allaahu Akbar. []




Oleh Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray
Artikel melalui Facebook pribadi
Artikel lain oleh Rumaysho
Sumber https://iberdakwah.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel