Membela Kalimat Tauhid Dengan Mempelajari, Mengamalkan Dan Mendakwahkan
Kita sangat bahagia saat kaum muslimin memunculkan ghirah dan semangat membela agama saat agama mereka dilecehkan atau saat kalimat tauhid dilecehkan dengan cara dihinakan. Ini ialah kabar besar hati bagi kita semua atas semangat kaum muslimin, akan tetapi kita masih punya kiprah dan PR bersama yang harus tetap terus kita perjuangkan untuk membela kalimat tauhid, yaitu mempelajarinya dengan sungguh-sungguh di majelis ilmu, berusaha mengamalkannya dan mendakwahkannya kepada manusia.
Agama Islam dibangun di atas ilmu, supaya dapat membela kalimat tauhid, kita perlu berguru dahulu dan kembali ke majelis ilmu di rumah-rumah Allah.
Related
Kalimat tauhid ternyata harus dipelajari secara lengkap dengan pemahaman yang baik sesuai dengan pemahaman para salafus shalih. Kita perlu mempelajari dari kalimat tauhid ini (kami sebutkan sedikit poin-poinnya penting yang perlu dipelajari):
1. Makna kalimat tauhid
2. Rukun kalimat tauhid
3. Konsekuesi kalimat tauhid
5. Pembatal kalimat tauhid
6. Penambah dan pengurang kesempurnaan tauhid
Dan masih banyak yang harus kita pelajari lagi terkait dengan kalimat tauhid. Allah memerintahkan kita dalam Al-Quran untuk mengilmui (mempelajari) kalimat tauhid.
Allah berfirman,
ﻓَﺎﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ
“Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah…” [Muhammad: 19]
Allah juga berfirman,
ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﺷَﻬِﺪَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
“Melainkan mereka yang mengakui kebenaran, sedang mereka orang-orang yang mengetahui (mengilmui).” [Az-Zukhruf: 86]
Setelah kita mempelajari dengan benar, kita berusaha mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan mendakwahkan kalimat tauhid. Hal ini sebagaimana yang tertulis dalam kitab populer yang menjelaskan perihal tauhid dasar yaitu kitab Tsalatsatul Ushul:
ﺍﻋﻠﻢ ﺭﺣﻤﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺗﻌﻠﻢ ﺃﺭﺑﻊ ﻣﺴﺎﺋﻞ :
ﺍﻷﻭﻟﻰ : ﺍﻟﻌﻠﻢ .
ﻭﻫﻮ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻌﺮﻓﺔ ﻧﺒﻴﻪ، ﻭﻣﻌﺮﻓﺔ ﺩﻳﻦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺑﺎﻷﺩﻟﺔ .
ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ : ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﻪ .
ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ : ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺇﻟﻴﻪ .
ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ : ﺍﻟﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺫﻯ ﻓﻴﻪ
“Ketauhilah (semoga Allah merahmatimu) bahwa wajib bagi kita mempelajari 4 hal:
1) Ilmu
Yaitu ilmu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama dengan dalil-dalil
2) Mengamalkannya
3) Mendakwahkannya
4) Bersabar terhadap gangguan (ujian) saat mengilmui, mengamalkan dan mendakwahkannya.” [Matan Tsalatsatul Ushul)
Sekedar tahu secara ringkas (superficialnya) saja tentu tidaklah cukup. Diibaratkan kalimat tauhid ialah kunci surga, maka tidak cukup kunci saja, tapi perlu diperhatikan gigi-gigi pada kunci tersebut. Inilah syarat-syarat kalimat tauhid yang harus dipenuhi dan diamalkan. Perhatikan cerita berikut:
ﺳُﺌِﻞَ ﻭَﻫَﺐُ ﺑْﻦُ ﻣُﻨَﺒِّﻪِ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ – ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﺃﺟﻠﺔ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ – ﻗِﻴْﻞَ ﻟَﻪُ ﺃَﻟَﻴْﺲَ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔِ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ” ﺑَﻠَﻰ ؛ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﻟَﻬُﺄَﺳْﻨَﺎﻥُ ، ﻓَﺈِﻥْ ﺟِﺌْﺖَ ﺑِﻤِﻔْﺘَﺎﺡٍ ﻟَﻪُ ﺃَﺳْﻨَﺎﻥُ ﻓُﺘِﺢَ ﻟَﻚَ ﻭَﺇِﻟَّﺎ ﻟَﻢْ ﻳُﻔْﺘَﺢْ”
Salah seorang tokoh tabiin yang berjulukan Wahab bin Munabbih rahimahullah pernah ditanya, “Bukankah kalimat laa ilaaha illallah ialah kunci surga?” Beliau menjawab, “Iya, betul. Tapi biasanya kunci itu mempunyai geligi (bagian ujung yang tidak rata). Apabila engkau membawa kunci bergigi (yang tepat), terbukalah ia, kalau tidak ia tak akan terbuka.” [HR. Bukhari secara mu’allaq]
Semoga kita semua dan kaum muslimin dapat selalu membela kalimat tauhid hingga tamat hidup kita dengan mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan serta bersabar.
Demikian semoga bermanfaat. []
Baca juga
- Konsekuensi Kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illallah
- Merealisasikan Kalimat Tauhid Tak Semudah Yang Dibayangkan
- 7 Syarat Diterimanya Dua Kalimat Syahadat
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslim.or.id
Sumber https://iberdakwah.blogspot.com/