Kritik Al Quran Terhadap Pandangan Geosentrik

Geosentrik (ejaan lama Geocentris) adalah suatu pemahaman yang menganggap bumi sebagai pusat alam. Dengan anggapan ini kalau kita melihat ke atas akan tampaklah langit berbentuk setengah bola, yang disebut bola langit. Pada bola langit melekatlah benda-benda langit, yang semuanya terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Di antara benda-benda langit itu ada dua yang besar, yang lain kecil-kecil saja. Yang kecil-kecil dinamakan bintang-bintang dan dua yang besar itu adalah matahari dan bulan.
Related
Selama kita berpandangan geosentrik, bumi sebagai pusat alam, selama itu pula kita katakan matahari menyusul bulan. Pada hakekatnya tidaklah demikian. Bulan mengedari bumi dan bumi mengedari matahari. Dan sementara itu kita penghuni bumi yang ada pada permukaan bumi bergerak melingkari pula sumbu bumi, karena bumi berpusing pada sumbunya 1 kali dalam 1 hari, sekitar 24 jam. Dari kombinasi kita bergerak melingkar itu, bulan mengedari bumi itu dan bumi mengedari matahari itu, maka kita seakan-akan melihat pada bola langit matahari, bulan dan bintang-bintang terbit di sebelah timur, terbenam di barat, dan sementara itu matahari menyusul bulan sekali dalam satu bulan. Demikian pula tidaklah dapat kita akatakan malam mendahului siang, oleh karena terjadinya malam dan siang itu akibat perpusingan bumi pada sumbunya di mana kita ada pada permukaan bumi.
Dalam gerak melingkar itu yang menyebabkan siang dan malam itu tidak dapat kita katakan amalam lebih dahulu dari siang, karena gerak melingkar itu tidak tentu ujung pangkalnya. Jadi matahari menyusul bulan, malam mendahului siang itu hanya akibat dari pandangan kita yang geosentrik. Jadi kuncinya terletak dalam Kullun fie falakin yasbahun, semuanya berenang dalam falaknya. Bulan mengedari bumi, bumi mengedari matahari dan sementara itu pula bumi perpusing pada sumbunya, matahari mengedari pusat Milky Way, Milky way dan semua galaxy dan super galaxy bergerak saling menjauhi, tidak ada benda langit ciptaan Allah yang diam, semuanya bergerak. Dalam hal ini Al Quran juga mengeritik pandangan helio sentrik, matahari sebagai pusat alam, yaitu pandangan Koppernigk (Copernicus).