Mengalah Dalam Debat Yang Tidak Bermanfaat
Maksud “mengalah” pada judul ialah segera meninggalkan debat kusir tersebut. Dunia internet dan media umum merupakan sarana yang gampang untuk berdebat. Perlu diketahui bahwa berdebat khususnya debat kusir sangat merugikan apabila kita lakukan. Terutama di media sosial, walaupun kita sudah berniat berdiskusi dengan baik akan tetapi diskusi di internet dan media umum tetap sangat sulit dilakukan.
Related
وما جادلني جاهلٌ إلا وغلبني
“Tidaklah saya mendebat orang bodoh, niscaya saya akan kalah”
Berdebat (apalagi di media sosial) menimbulkan banyak kerugian:
Pertama, Membuang-buang waktu yang berharga
Waktu kita akan habis untuk berdebat kusir yang terkadang tidak ada ujungnya.
Kedua, Mengeraskan hati alasannya ialah sering sakit hati dan berniat membalas. Padahal tujuan dakwah ialah menasihati dan yang namanya nasihat itu menghendaki kebaikan pada saudaranya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
“Agama itu ialah nasihat, agama itu ialah nasihat, agama itu ialah nasihat”. [HR. Muslim 55/95]
Ketiga, Berdebat akan menimbulkan permusuhan di antara kaum muslimin, padahal kita diperintahkan biar menjadi saudara se-iman.
Nabi Sulaiman ‘alaihis sallam berkata kepada anaknya,
يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ
“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat alasannya ialah ragu-ragu dan menentang) itu, alasannya ialah keuntungannya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.” [Syu’abul Iman: 8076 Al-Baihaqi]
Keempat, Mengalah yaitu meninggalkan debat (walaupun nanti akan dikira akan kalah) bukanlah kalah yang sesungguhnya.
Mengalah untuk menang, mundur selangkah (mengambil kuda-kuda) untuk melompat jauh ke depan. itulah kemenangan bagi mereka yang berjiwa besar menghidari debat tidak berguna. Oleh alasannya ialah itu menyerah dan meninggalkan perdebatan, pahalanya sangat besar.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.” [Shahih at-Targib wat Tarhib, jilid 1, no. 138]
Kelima, Walaupun sebenarnya kita sanggup menang dalam berdebat akan tetapi, sanggup jadi dia menolak kebenaran alasannya ialah gengsi kalah, padahal dia mengakui kebenaran telah datang.
Terkadang dakwah ditolak bukan alasannya ialah materinya yang salah atau orang yang menyampaikan, tetapi cara dakwah yang tidak sanggup diterima. Salah satunya ialah dakwah dengan debat kusir yang tidak bermanfaat.
Sekali lagi dakwah itu untuk kebaikan dan berniat kebaikan, perhatikan betapa tawadhu-nya Imam Syafi’i, dia berkata
مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا إِلا عَلَى النَّصِيحَةِ
“Tidaklah saya mendebat seseorang melainkan dalam rangka memberi nasihat.”[Adabu Asy-Syafi’i wa Manaqibuhu hal. 69]
Beliau juga berkata,
وَاللَّهِ ، مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا ، فَأَحْبَبْتُ أَنْ يُخْطِئَ
“Demi Allah, tidaklah saya mendebat seseorang melainkan berharap akulah yang keliru.” [Tabyinu Kadzbil Muftari hal. 340]
Semoga kita tidak terpancing ikut berdebat dan dihindarkan dari berdebat. []
Baca juga: Ingin Keberkahan Ilmu? Tinggalkan Debat
Baca juga: Media Sosial Sejatinya Bukan Arena Debat
Penulis: dr. Raehanul Bahraen
Artikel: Muslim.or.id
Sumber https://iberdakwah.blogspot.com/