Ini Aturan Jual Beli Promo Diskon Saat Natal


Bermuamalah dengan orang non muslim termasuk tradisi yang makruf dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Mereka bermuamalah dengan orang yahudi di sekitar Madinah. Dan sebelumnya, kaum muslimin juga bermuamalah dengan masyarakat musyrikin Quraisy yang merupakan musuh besar mereka.

Imam al-Bukhari juga menciptakan judul bab,

Related

باب الأسواق التي كانت في الجاهلية فتبايع بها الناس في الإسلام

Bab pasar-pasar di masa Jahiliyah, yang dipakai untuk jual beli masyarakat sehabis tiba islam.

Kemudian dia membawa riwayat keterangan dari Ibnu Abbas,

كَانَتْ عُكَاظٌ وَمَجَنَّةُ وَذُو الْمَجَازِ أَسْوَاقًا فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، فَلَمَّا كَانَ الإِسْلاَمُ تَأَثَّمُوا مِنَ التِّجَارَةِ فِيهَا ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ ( لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ ) فِى مَوَاسِمِ الْحَجِّ

Dulu, Ukadz, Majannah, dan Dzul Majaz ialah pasar-pasar di masa Jahiliyah. Setelah berkuasa, para sobat merasa enggan untuk berdagang di sana. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, (yang artinya) ‘Tidak ada dosa bagi kalian…’ dikala demam isu haji. (HR. Bukhari 2098).

Promo Natal

Terdapat beberapa keterangan para ulama yang membolehkan bagi kaum muslimin untuk mendatangi pasar yang diselenggarakan orang kafir dalam rangka memeriahkan perayaan mereka.

Al-Khallal menyebutkan keterangan dari salah satu murid Imam Ahmad, yang berjulukan Muhanna, dia mengatakan,

سألت أحمد عن شهود هذه الأعياد التي تكون عندنا بالشام، مثل: طور يانور ودير أيوب وأشباهه، يشهده المسلمون، يشهدون الأسواق، ويجلبون  الغنم فيه، والبقر، والدقيق والبر، والشعير، وغير ذلك، إلا أنه إنما يكون في الأسواق يشترون، ولا يدخلون عليهم بيعهم؟

‘Saya pernah bertanya kepada Imam Ahmad ihwal aturan mendatangi beberapa perayaan (nasrani) yang ada di Syam, sepeti Thuryanur, atau Dir Ayub, atau semisalnya. Kaum muslimin ikut menyaksikannya dan mendatangi pasar yang digelar di perayaan itu. Mereka membawa kambing, sapi, tepung, gadum, dan barang lainnya. Mereka hanya mendatangi pasarnya, untuk jual beli, dan tidak masuk ke kuil nasrani.’

Jawaban Imam Ahmad,

إذا لم يدخلوا عليهم بيعهم، وإنما يشهدون السوق فلا بأس

Apabila mereka tidak hingga masuk ke kuil orang kafir, namun hanya tiba ke pasarnya, tidak masalah. (Iqtidha as-Shirat al-Mustaqim, 1/517).

Kemudian Syaikhul Islam menjelaskan keterangan Imam Ahmad di atas,

ما أجاب به أحمد من جواز شهود السوق فقط للشراء منها، من غير دخول الكنيسة فيجوز؛ لأن ذلك ليس فيه شهود منكر، ولا إعانة على معصية؛ لأن نفس الابتياع منهم جائز، ولا إعانة فيه على المعصية

Jawaban Imam Ahmad, yang membolehkan mendatangi pasar hanya untuk membeli, tanpa masuk ke gereja, sanggup dibenarkan. Karena sebatas tiba ke pasar, tidak ada unsur menyaksikan kemunkaran, atau membantu orang kafir untuk bermaksiat. Disamping itu, jual beli dengan mereka (orang kafir) pada asalnya boleh, dan tidak termasuk membantu mereka untuk maksiat. (Iqtidha as-Shirat al-Mustaqim, 2/14).

Membeli barang promo natal, bukan termasuk membantu perayaan agama mereka.

Allahu a’lam. []



Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
Dewan Pembina Konsultasisyariah.com
Artikel KonsultasiSyariah / Rumaysho / Muslim.Or.Id / PengusahaMuslim
Sumber https://iberdakwah.blogspot.com/

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel